Kangkung Bikin Ngantuk ??? Cek This Out

Selasa, 20 November 2012

admin

Artikel

Dibaca: 1999 kali

kangkung tak hanya lezat ditumis. Daun dan akar tanaman yang biasa ditemukan di rawa-rawa ini memiliki khasiat ampuh. Ia mampu mengurangi menstruasi, sakit bisul dan wasir. Bahkan bisa juga untuk keramas. Kangkung termasuk jenis sayur yang sangat populer. Rasanya yang renyah membuat penikmat sayur ini sangat banyak. Dari restoran China, restoran sari laut, hingga warung-warung masakan rumahan sering kali tak pernah absen menyajikan tumis kangkung. Kangkung (Ipomoea reptans) ini memiliki segudang manfaat. Tak hanya enak dijadikan lauk, kandungan mineral, dan gizinya cukup tinggi. Kangkung juga kaya serat, sehingga baik untuk mengatasi sembelit. Sayuran memiliki manfaat yang efektif pada tubuh apabila teknik pengolahannya tepat. Untuk kangkung, perlakuannya khusus sebab ia mudah berubah warna dan vitaminnya mudah rusak ketika berada terlalu lama di dalam air. Kangkung yang juga dikenal water convovulus atau water spinach atau swamp-cabbage, punya khasiat sebagai obat penenang, pendarahan, dan insomnia. Ada dua varietas kangkung, yakni kangkung darat (Ipomea reptans) yang sering disebut kangkung cina, dan kangkung air (Ipomea aquatica) yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit. Yang lazim diolah dalam masakan umumnya kangkung darat karena citarasanya lebih nikmat dan daunnya lebih lembut. Kangkung darat berbunga putih bersih dengan batang putih kehijauan, sementara daun dan batangnya lebih kecil dibandingkan kangkung air. Kangkung air berbunga putih kemerahan dengan batang berwarna hijau. Seorang pakar kesehatan dari Filipina, Herminia de Guzman Ladion, memasukkan kangkung dalam kelompok ‘Tanaman Penyembuh Ajaib’. Selain menyembuhkan penyakit seperti sembelit karena kandungan seratnya yang tinggi terutama pada bagian batang, kangkung juga bermanfaat mengatasi masalah seperti sulit tidur, mimisan, dan keracunan makanan. Pada prinsipnya setiap orang boleh mengonsumsi kangkung namun dalam porsi yang wajar. Untuk setiap kali makan sekitar 100 gram. Nilai nutrisi setiap 100 gram kangkung yang direbus tanpa garam mengandung air 91,2 gr, energi 28 kkal, protein 1,9 gr, lemak 0,4 gr, karbohidrat 5,63 gr, serat 2 gr, dan ampas 0,87 gr. Kangkung juga kaya vitamin A, B, C, mineral, asam amino, kalsium, fosfor, karoten, dan zat besi. Karena berbagai kandungan itu kangkung memiliki sifat antiracun, peluruh, perdarahan, diuretik (pelancar kencing), antiradang, dan sedatif (penenang/obat tidur). Sebab itu, tidak heran bila kita mudah mengantuk setelah makan banyak dengan menu kangkung. Sifat-sifatnya inilah yang membuat kangkung memiliki khasiat antara lain mengurangi haid yang terlalu banyak, mengatasi keracunan makanan, kencing darah, anyang-anyangan (kencing sedikit-sedikit dan rasanya nyeri), menghilangkan ketombe, dan wasir berdarah. Sebagai obat luar, kangkung bisa digunakan untuk mengobati bisul, kapalan, dan radang kulit bernanah. Kandungan kangkung yang bermanfaat membuat tanaman ini berfungsi sebagai obat tradisional. Berikut cara memudah memanfaatkan khasiat kangkung. 1. Ketombe. Ambil daun kangkung secukupnya, rendam dalam air semalaman hingga airnya tampak kebiruan. Air inilah yang digunakan untuk keramas. 2. Mimisan. Ambil seikat kecil daun kangkung segar, cuci bersih, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan sedikit gula, lalu seduh dengan air panas. Setelah dingin, saring dan minum dua kali sehari. 3. Sakit gigi. Ambil segenggam akar kangkung, lalu tambahkan setengah sendok teh cuka dan rebus dengan segelas air. Setelah dingin, saring dan gunakan airnya untuk berkumur. 4. Sariawan. Cuci daun kangkung secukupnya, lumatkan, dan tambahkan segelas air plus sedikit garam. Peras dan saring, lalu pakailah air perasan untuk berkumur. 5. Pusing-pusing sebelah. Tumbuk segenggam daun kangkung hingga halus. Tambahkan air secukupnya ditambah sedikit garam, lalu disaring. Tambahkan madu. Minum satu kali sehari sekaligus. 6. Ambeien. Ambil 3 genggam akar kangkung, cuci, lalu rebus dengan tiga gelas air hingga tinggal separuhnya. Setelah dingin, saring dan minum dua kali sehari sebanyak tiga perempat gelas. 7. Cacar air. Cuci bersih setengah genggam akar kangkung, rebus dengan dua gelas air hingga menjadi tiga perempat. Setelah dingin, saring lalu minum dua kali sehari sebanyak tiga perempat gelas. 8. Frambusia (patek). Cuci bersih tiga perempat genggam akar kangung, lalu rebus dengan tiga gelas air, biarkan mendidih hingga tinggal tiga perempat bagian. Setelah dingin, saring dan minum 3 kali sehari sebanyak tiga perempat gelas. 9. Bisul. Cuci 20 lembar daun kangkung, lalu giling halus. Beri air garam secukupnya, kompreskan pada bisul, lalu balut. Lakukan dua kali sehari. 10. Sembelit. Cuci bersih setengah genggam daun kangkung segar, lalu kukus. Bisa juga langsung dimakan sebagai lalapan. Lakukan dua kali sehari. 11. Susah tidur. Sediakan satu genggam batang dan daun kangkung, lalu tumis. Makan tumis bersama-sama nasi. Lakukan dua hari sekali. 12. Melancarkan air seni. Siapkan segenggam akar kangkung, cuci bersih, dan rebus dalam dua gelas air hingga tinggal separuhnya. Setelah dingin, saring dan minum sekali dalam sehari. 13. Uraf saraf lemah (neurasthenia). Siapkan sepertiga genggam daun kangkung, seperempat genggam batang kangkung, dan seperempat akar kangkung. Setelah dicuci, tumbuk hingga halus. Tambahkan setengah cangkir air matang dan satu sendok makan madu. Kemudian peras dan saring. Minum tiga kali sehari. 14. Mengurangi haid. Ambil sekira 50 gram daun kangkung segar, beri sedikit air. Lalu, tumbuk dan saring. Tambahkan satu sendok makan madu. Minum sehari sekali dan ulangi selama enam hari berturut-turut sampai sembuh. Selamat mencoba. Sudah sejak lama orang mengenal mitos kangkung bikin ngantuk (jika dikonsumsi dalam jumlah banyak), karena zat besi yang dikandungnya atau karena serat kangkung sukar dicerna. Ternyata, anggapan ini salah! Kenyataannya, semua daun yang memiliki klorofil mengandung zat besi di setiap inti selnya. Tetapi, kalau kita amati, tidak semua daun berklorofil membuat kita mengantuk, kan? Contohnya bayam, selada, sawi, katuk, dsb. Jadi, Fe atau zat besi bukan penyebab kantuk. Bagaimana dengan serat kangkung? Kangkung memang daun yang berserat dan cukup sulit untuk dicerna. Orang-orang selama ini sering beranggapan bahwa serat yang sulit dicerna ini menyebabkan tubuh kita membutuhkan lebih banyak oksigen. Logikanya, oksigen yang menuju kepala akhirnya diserap ke perut dan usus untuk membantu pencernaan kangkung. Tapi, lagi-lagi ini juga bukan penyebab kantuk! Buktinya, bayam, sawi hijau, yang banyak seratnya juga tidak menyebabkan kantuk. Nah, kan? Selama ini, kita mungkin hanya berpegang pada pendapat Ny. Kloppenburg-Verstegh yang menganjurkan kangkung sebagai obat penenang saraf tegang bagi mereka yang sulit tidur, gelisah, atau gugup. Padahal, menurut ahli, kebanyakan makan kangkung bisa menyebabkan keputihan lho! Nah, kalau begitu,kira-kira apa ya, senyawa yang dapat menyebabkan kantuk itu? Sering kita disarankan jangan terlalu banyak memakan kangkung karena akan membuat kita ngantuk? Benarkah demikian, dan bagaimana prosesnya? Ataukah karena serat kangkungnya itu sendiri yang sukar dicernakan, sehingga alat pencernaan bekerja terlalu berat? Kangkung memang dikatakan membuat kita mengantuk (kalau dimakan dalam jumlah cukup banyak), tetapi hal ini bukan disebabkan oleh zat besi (Fe) yang terkandung di daunnya. Fe memang dikandung oleh setiap inti klorofil dalam daun. Semua daun yang berklorofil mesti membawa Fe dalam inti selnya (atau Mg/mangan yang bertugas sama dengan Fe). Tetapi ternyata tidak semua daun tanaman berklorofil membuat kita mengantuk. Jadi, Fe bukan penyebab rasa mengantuk. Kalau benar Fe itu penyebab kantuk, tentunya daun katuk, bayam, selada, dan lain-lainnya itu juga akan membuat kita mengantuk. (Padahal tidak!) Begitu pula halnya dengan serat yang diduga dalam daun kangkung sukar dicerna itu, lalu menyebabkan alat pencernaan kita bekerja ekstra berat dan perlu oksigen ekstrabanyak pula, sampai oksigen yang mestinya beredar ke kepala kita terpaksa dikerahkan ke daerah perut dan usus 12 jari. Lalu kepala kita mengantuk, karena kekurangan oksigen. Dugaan ini juga ternyata salah. Andaikata benar, maka setiap sayuran yang berserat banyak mestinya akan menimbulkan kantuk juga. Padahal tidak. Bayam, sawi hijau, dan rebung yang banyak mengandung serat kasar justru tidak membuat kita mengantuk. Dari penalaran kritis atas dugaan-dugan di atas, kita sampai pada kesimpulan bahwa biang keladi penyebab kantuk dari daun kangkung itu bukan Fe dan bukan serat kasar, tetapi sesuatu yang lain. Sayang, sampai sekarang kita belum tahu apakah itu suatu senyawaan organik yang jelas strukturnya (hingga bisa diberi nama menurut tata cara pemberian nama bagi bahan organik), ataukah suatu unsur biasa saja, seperti logam, basa, atau senyawaan anorganik lainnya. Sampai kini pun pengetahuan tentang “akibat makan kangkung” hanya di dasarkan pada pengamatan Ny. Kloppenburg-Verstegh, yang dalam Indesche platen en haar geneeskracht menganggap daun kangkung itu dapat dianjurkan sebagai obat penenang saraf tegang bagi mereka yang sukar tidur, gelisah, dan cepat gugup. Namun menurut beberapa ahli jamu yang lain, kangkung yang dipakai secara berlebihan (dengan maksud untuk menidurkan orang yang sukar tidur), sayang sekali bisa menyebabkan penyakit keputihan. Tetapi senyawaan apakah yang bersifat penenang dan menyebabkan kantuk itu tak dijelaskan. Sementara belum ditemukan biang keladi penyebab kantuk itu, kemudian sudah timbul pelbagai macam hipotesis (anggapan) yang seharusnya dibuktikan dulu kebenarannya, sebelum dapat diterima di kalangan ilmiah. tapi menurut saya...tetep enak aja...hmmmm sumber : silviadeasysaragihs

Berita Terkait

Komentar via Facebook

Kembali ke atas



Pencarian

semua agenda

Agenda

Jajak Pendapat

Apakah Web ini memberikan info yang anda butuhkan?
Ya
Tidak

Lihat